"Bos cewe itu nyebelin. Hormonal. Moodnya nggak bisa ketebak."
"Ngapain sih ngurusin detil printilan. Yang urusan gede malah kelewat. Dasar perempuan!"
Begitu pendapat teman-teman saya terhadap seorang bos wanita. Luar biasanya, pendapat tersebut bukan cuma keluar dari mulut kaum adam, tetapi juga kaum hawa sendiri. Mereka mengaku lebih senang dipimpin oleh bos pria karena berbagai alasan antarain, tidak moody, jarang membawa masalah personal ke kantor, tidak micromanage, easy going, lead based on skill, dan lain sebagainya.
Bagaimana menurut pendapat saya sendiri? Well, saya pernah bekerja dengan bos perempuan yang menyebalkan tetapi juga pernah bekerja dengan yang menyenangkan. Yang saya akui dari pernyataan tersebut hanya satu. Bos wanita kebanyakan micromanage. Sisanya, tergantung personality si wanita itu sendiri. Bos laki-laki juga banyak kok yang bertindak seperti anggapan terhadap bos perempuan.
Masalahnya cuma satu. Laki-laki lebih banyak menduduki posisi atas dibanding perempuan. Sehingga saat ada perempuan di atas, maka dia akan lebih mendapat sorotan dan akhirnya dibanding-bandingkan dengan sekian banyaknya bos laki-laki. Period!
So how to deal with unpleasant female boss?
1. Don't take it personal
Biasanya bos wanita yang moody dan menyebalkan, seringkali mengeluarkan kata-kata, komentar atau omelan yang akan menyinggung perasaan. Dia juga akan memasang tampang selaras dengan apa yang keluar dari mulutnya. Hey, pekerjaan hanyalah satu bagian dalam hidup. Jadi, jangan memasukan ke hati kata-kata yang keluar dari mulut atasan kita.
2. Pahami atasan
Sebagai bawahan, kita harus bisa memahami sikap atasan kita. Sikap mereka pasti ada alasannya, meskipun seringkali alasannya adalah personal. Biasanya, sikap buruk dari bos wanita ada hubungannya dengan masalah pribadinya. Coba teliti bagaimana dia bergaul, bagaimana latar belakang keluarganya, sukseskah ia dengan pasangan hidupnya. Jika kita paham bahwa ia punya masalah pribadi, ditambah tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan, maka mungkin kita bisa menjadi lebih toleran. Kita akan merasa lebih bersyukur bahwa kondisi kita lebih baik dari dirinya. Pada akhirnya, kita akan tersenyum bangga bahwa kita bisa lebih mengatasi masalah pribadi sehingga tidak membawanya ke tempat kerja.
3. Deal with it
Dia atasan, dan kita bawahan. Bagaimanapun dia lebih mempunyai kekuasaan di banding kita. Jika kita ingin tetap bertahan bekerja maka kita harus terima sikapnya. Diam akan lebih sedikit menguras tenaga daripada kita berkonflik dengannya. Curahkan otak dan hati untuk hal yang lebih penting yaitu pekerjaan itu sendiri.
4. Work for the work not for your boss
Kebanyakan orang berusaha bekerja untuk menyenangkan atasan. Tetapi saat menghadapi bos wanita yang menyebalkan, mencoba menyenangkannya adalah sikap yang paling salah untuk dilakukan. Karena biasanya, mereka mempunyai standar yang teramat tinggi. Ketika kita tidak mampu memberikan sesuai apa yang dia inginkan, maka kita akan menjadi frustrasi. Jadi ketika kita bekerja, bekerjalah sebaik mungkin untuk pekerjaan kita bukan bekerja sebaik mungkin agar Si Bos senang dengan hasilnya.
5. Speak up
Dari pada kita berkeluh-kesah tentang sikal dan cara kemimpinannya, sampaikan langsung pada atasan kita secara personal. Sampaikan apa yang tidak kita sukai dan bagaimana itu mempengarui kinerja Anda dan anggota tim lainnya. Tetapi kondisi tersebut terus berlangsung karena biasanya tidak ada orang yang mau menegurnya. Memang butuh keberanian untuk menyampaikannya. Menyerang sedikit egonya dengan secara profesional tidak salah untuk dilakukan. Namun kita juga harus bersiap jika sikapnya justru lebih buruk atau kita bisa dikeluarkan dari tempat kerja.
6. Quit
Jika semua yang sudah kita lakukan tidak membuahkan hasil dan kita tidak bisa menerima cara kepemimpinannya, maka sudah saatnya kita memikirkan pekerjaan lain.
Sudah pernahkah Anda menerapkan salah satu cara di atas? Please let me know hot the result.
sepertinya kebanyakan karena personal, mbak.. aku kerja beberapa kali dengan atasan wanita, ada yang OK bahkan baik banget sampai dianggap anak beliau sendiri, tapi ada juga yang nyebelin bahkan sampai menggugat aku langsung di depan banyak orang saat lagi meeting *malu banget gak sih.. dipermalukan di depan banyak orang?*, aku yang paling setuju adalah "speak up" dan dengan atasan cowok juga sebenarnya sama. kalau emang mau ngomong, ngomong aja, gak perlu pakai basa basi, hahaha.. no 6 sudah pernah aku alami.. itu memang batas akhirnya..
ReplyDeleteAda dua hal yang saya tidak sejalan dengan atasan saya yang seorang wanita
ReplyDelete1. Tidak tegas dalam menegakkan disiplin terutama kepada tenaga outsourching sehingga kami apalagi saya yang juga memegang jabatan (bawahan langsung) setingkat kepala seksi tidak punya harga diri.
2. Di Unit/ Bidang saya tadinya ada 3 kepala seksi,yang semuanya laki2, namun 1 kepala seksi pindah ke kota lain yang terakhirnya saya baru mengetahui kawan saya itu pindah/ menerima mutasi ke kota lain karena alasan diatas. Penggantinya adalah wanita... yang memang cukup dekat dengan atasan saya. jadi timbullah keberpihakan atasan saya yang wanita dengan wanita tersebut. Ini dibuktikan banyaknya tugas saya dan kasi satu lagi yang pekerjaannya dengan melibatkan atau ditugaskan oleh kasi wanita tersebut. Saya dan kawan sudah berpikir untuk menjalankan point 6 dan kami sedang merintisnya... walau bagaimanapun kami ingin resign secara baik2 seperti cara kawan saya yang pertama itu.
Alhamdulillah.. saya baru saja ambil langkah no 6.😉😉
ReplyDeletepaling susah kalau bossnya cewe susah ditebak
ReplyDeletePabrik Karawang
atasan wanita, sudah berumur dan belum menikah. mood sering berubah-ubah bikin stress aja hadapi orang seperti itu ditambah ada rekan kerja yang suka cari muka sehingga posisi kita teramat sulit. kadang mau nangis, mau teriak tp apa daya ga kuasa. hanya bisa diem aja, semoga disegerakan dapat pekerjaan yg lebih baik. aminnnn
ReplyDelete