“Pindah kerja aja,” begitu ujar Tina, kepada sang sahabat, Lisa. Lisa memang
sudah merasa bosan dengan pekerjaan di bagian produksi sebuah stasiun televisi,
yang sudah dijalaninya selama kurang lebih 8 tahun.
Selama 8 tahun bekerja, posisinya bertahan
hanya sampai di level asisten produser. Meski dalam 8 tahun ia mengerjakan
program yang berbeda-beda, namun tekanan yang ia rasakan sama besarnya, dengan
pemasukan yang tidak seimbang.
Perkataan Tina terus terngiang di telinga
Lisa. Padahal ia tidak berpikir ingin berpindah haluan sebelumnya. Karena
bagaimanapun, ia sangat mencintai pekerjaannya. Tapi apa mau dikata, kebutuhan
hidup mulai mengharuskannya untuk mencari pekerjaan yang lebih teratur dari
segi waktu dan besar dari segi pendapatan.
Lisa pun kemudian mencari bidang pekerjaan yang bisa dijadikannya
tujuan.
Dengan bekal latar belakang pendidikan Ilmu
Komunikasi, pengalaman 8 tahun di media, Lina mencoba untuk melamar kerja di
tempat-tempat yang membutuhkan orang dengan kualifikasi yang dia miliki. Ia
membuat list, bidang pekerjaan yang memungkinkan bagi dirinya untuk bekerja,
dimulai dari yang termudah. Berikut list yang dibuat Lisa:
- Public Relation di Corporate
- Public Relation di Agency
- Marketing Communication di Corporate
- Communication Officer/ Associate di NGO
- Communication Officer di Kedutaan Besar
- Pegawai Negeri Sipil
Lisa mulai melakukan riset, untuk melihat
potensi perusahaan yang membuka lowongan di 6 bidang pekerjaan tersebut.
Setelah mendapat informasi perusahaan atau institusi mana saja yang sedang
membutuhkan tenaga kerja, ia pun mengirimkan CV dan Surat Lamaran.
Membuat
CV Yang Baik
Sebulan, dua bulan, 3 bulan, berlalu. Jangankan
pekerjaan baru. Panggilan untuk tes atau wawancara saja tidak ada yang datang.
Lisa berpikir pasti ada yang salah dengan surat lamaran atau CV nya. Ia mulai
memperbaiki CV serta surat lamarannya. Berikut langkah yang ia lakukan:
- Menulis dalam list, pekerjaan yang pernah ia lakukan dengan detil. Ia membuat pointers, apa-apa saja pekerjaan sulit yang pernah ia kerjakan, yang mungkin tidak semua orang bisa mengerjakannya. Ia juga menuliskan, bagaimana ia bekerja tidak hanya dengan orang di divisinya, tetapi juga divisi lain seperti PR, Marketing, Sales, Promo. Tujuannya adalah memperlihatkan pada pemberi kerja nantinya, bahwa Lisa juga mengerti pekerjaan PR, Marketing, Sales dan Promo, karena ia pernah bekerja dengan mereka.
- Lisa memformulasikan pointers-pointers di atas agar bisa masuk ke CV tetapi tetap singkat.
- Karena kesadaran akan pentingnya Bahasa Inggris, tanpa diminta oleh perusahaan, Lisa menulis CV dan surat lamaran berbahasa Inggris.
- Lisa akhirnya mencari penyedia layanan CV dan Cover Letter generator yang bisa dicari di Google karena ia menilai CV yang dibuatnya kurang maksimal. Lisa memilih http://www.livecareer.com/resume-builder, karena CV atau Resume yang dihasilkan dianggap cukup baik.
Setelah mempunyai CV baru yang lebih
komprehensif, Lisa kembali mencoba peruntungannya mengirimkan lamaran. Ia tidak
hanya mengirim pada perusahaan yang membuka lowongan, tetapi juga perusahaan
yang tidak membuka lowongan.
“Siapa tahu mereka butuh dadakan, tetapi
tidak punya waktu untuk mengiklankan lowongan tersebut, “ pikirnya.
Sambil menunggu panggilan tes itu tiba,
Lisa kembali mempelajari pekerjaan baru yang akan ia jajaki. Ia membaca buku
serta artikel di internet mengenai berbagai pekerjaan tersebut dan apa
kendalanya jika ia masuk di usia akhir 20-an tetapi tidak mempunyai pengalaman
di bidang yang akan dilamarnya. Lisa benar-benar ingin mempersiapkan diri untuk
pindah haluan.
Informational
Interview
Lisa masih belum yakin dengan informasi
yang didapatnya. Lalu dia ingin sekali mendapat masukan dari orang yang sudah
terjun di bidang tersebut. Sayangnya Lisa tidak memiliki teman dekat yang bisa
diminta sarannya. Lisa akhirnya melakukan apa yang disebut Informational
Interview.
Mungkin orang di Indonesia belum terbiasa
mendengar istilah ini. Informational interview adalah wawancara yang dilakukan
oleh pencari kerja terhadap seseorang yang telah bekerja di bidang tersebut
sebelumnya. Tujuannya adalah mencari informasi mengenai bagaimana orang
tersebut memulai karirnya, apa saja yang harus ia kuasai untuk melakukan
pekerjaan tersebut, berapa gaji yang dimiliki, dan lain sebagainya. Namun harus
benar-benar ditekankan kepada orang yang kita mintai waktunya untuk kita
interview, bahwa kita tidak ingin mencari pekerjaan dari dirinya.
Langkah pertama yang lisa lakukan adalah
membuka LinkedIn. Di sini Lisa mencari orang-orang senior dalam posisi
pekerjaan yang ia inginkan. Ia mengirimkan pesan untuk meminta ketersediaan
orang tersebut untuk diwawancarai demi mendapat informasi tentang pekerjaan
yang ia inginkan. Dari sekitar 6 orang yang dia wawancarai, akhirnya ia
mendapatkan seorang PR Director yang memang sudah mengerti tujuan Lisa, karena
ia juga pernah melakukan hal yang sama saat masih bekerja di luar negeri.
Lisa mendapat banyak informasi mengenai
ranah pekerjaan yang mungkin akan menjadi pekerjaan barunya. Namun narasumber
Lisa mengingatkan bahwa Lisa harus benar-benar mempertimbangkan keputusannya
untuk pindah haluan. Karena menurut informan, Lisa akan mengerjakan hal yang
sangat berbeda dan harus bersiap dalam masa adaptasi.
Panggilan wawancara dari berbagai
perusahaan pun muncul. Lisa dengan percaya diri menjawab setiap pertanyaan
wawancara mengenai keinginannya untuk pindah jalur. Ia berhasil menyakinkan
pewawancara karena ia benar-benar telah menyiapkan diri.
Lisa pun akhirnya harus memutuskan untuk
mengambil satu pekerjaan dari 3 perusahaan yang tertarik padanya. Di tahap ini,
Lisa memikirkan beberapa faktor sebagai berikut.
- Pendapatan. Bagi Lisa, pendapatan itu penting karena menyangkut dirinya dan keluarganya. Perusahaan yang memberi tawaran paling besar, kemungkinan besar akan ia ambil. Kecuali ada pertimbangan lain.
- Lokasi kantor. Lokasi sangat menentukan bagi Lisa. Dia tidak ingin bekerja di tempat yang jauh atau sulit dijangkau oleh kendaraan umum. Lisa melakukan survey bagaimana menuju kantor-kantor tersebut dengan kendaraan umum, serta berapa lama waktu yang diperlukan.
- Kesempatan berkembang. Lisa ingin bekerja pada perusahaan yang memberinya kesempatan untuk berkembang. Ia menginginkan karir yang bagus. Bagi dirinya, visi dan misi perusahaan ke depan sangatlah penting. Ia tidak segan bertanya kepada user mengenai kemajuan perusahaannya.
- Suasana kerja. Suasana kerja memang sulit diketahui jika belum bekerja di perusahaan tersebut. Namun Lisa mencoba mencari masukan dari orang-orang di sekitarnya yang mengenal orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang menerimanya.
Setelah semua pertimbangan ia pikirkan dan
riset masak-masak, Lisa memutuskan menerima pekerjaan sebagai PR consultant di
sebuah agency di bilangan Kuningan, Jakarta. Lisa mengatakan kepada pemilik
perusahaan dan atasannya, bahwa ia menerima tawaran gaji yang lebih rendah dari
yang seharusnya diterima seseorang dalam posisinya, karena memang ia tidak
punya pengalaman di bidang tersebut.
Negosiasi yang Lisa lakukan adalah jika dalam kurun waktu3 bulan percobaan, Lisa ingin melihat kemampuan kerjanya dan apakah ia merasa cocok untuk bekerja di bidang tersebut dan apakah dia akan bisa bekerja dengan baik. Jika tidak, maka Lisa akan mengundurkan diri jika diminta. Dan jika ia mampu bekerja dengan baik, maka ia meminta kesesuaian gaji.
Bagi Lisa, kehilangan pekerjaan jika dalam masa percobaan tidak bisa bekerja secara maksimal, adalah resiko yang harus diterimanya. Toh, ia masih berusia kepala dua yang artinya perusahaan melihat bahwa usia tersebut masih mempunyai produktivitas yang cukup bai Artinya, ia mempunyai kemungkinan yang besar, untuk bisa kembali ke pekerjaannya yang lama apabila resiko terburut terjadi.
Jadi, apakah Anda ingin seperti Lisa?
Negosiasi yang Lisa lakukan adalah jika dalam kurun waktu3 bulan percobaan, Lisa ingin melihat kemampuan kerjanya dan apakah ia merasa cocok untuk bekerja di bidang tersebut dan apakah dia akan bisa bekerja dengan baik. Jika tidak, maka Lisa akan mengundurkan diri jika diminta. Dan jika ia mampu bekerja dengan baik, maka ia meminta kesesuaian gaji.
Bagi Lisa, kehilangan pekerjaan jika dalam masa percobaan tidak bisa bekerja secara maksimal, adalah resiko yang harus diterimanya. Toh, ia masih berusia kepala dua yang artinya perusahaan melihat bahwa usia tersebut masih mempunyai produktivitas yang cukup bai Artinya, ia mempunyai kemungkinan yang besar, untuk bisa kembali ke pekerjaannya yang lama apabila resiko terburut terjadi.
Jadi, apakah Anda ingin seperti Lisa?
blognya sangat bagus sekali
ReplyDeleteLahan Industri